Kemunculan Laksamana Keumalahayati sebagai Panglima Angkatan Laut di kerajaan Aceh Darussalam di akhir abad ke-15 telah membuat dunia tersentak. Belum pernah ada dalam sejarah dunia saat itu seorang perempuan begitu perkasa memimpin perang melawan musuh di tengah lautan (Selat Malaka), kecuali Laksamana Keumalahayati di kerajaan Aceh Darussalam.

Terbunuhnya Cornelis de Houtman tahun 1599 M di tangan Laksamana Keumalahayati di Aceh adalah sebuah peristiwa yang menghebohkan dunia. Tragedi tersebut membuat penguasa Eropa tercengang. Inggris yang pada saat itu dipimpin oleh Ratu Elizabeth I lebih memilih damai dengan Aceh saat pedagang-pedagang Inggris hendak melintas Selat Malaka. Ratu Inggris di tahun 1602 mengutuskan Sir James ke Aceh untuk melakukan hubungan diplomasi dengan Sultan Kerajaan Aceh Darussalam. Inggris memperkirakan kekuatan armada laut Aceh di bawah komando Laksamana Kemalahayati sangat tidak mungkin untuk mereka melakukan penyerangan.